[Artikel] Perjuangan Tablo Melawan Tuduhan Pemalsuan Ijazah Akademiknya (Part 1)



Sebuah kampanye fitnahan hampir saja menghancurkan bintang Korea Selatan, tapi dia melawan dengan satu2nya senjata yang dia punya : kebenaran.

Artikel ini diambil dari “Stanford Magazine” edisi Juli/Agustus 2011




Pada tanggal 19 Agustus 2010, Dan Lee (oleh warga Korea dikenal sebagai Tablo) berdiri di tangga Perpustakaan Meyer dan menunjuk ke sepetak rumput terdekat.
“Patung Rodin,” dia berkata dengan gugup. “Dulu ada di situ.”

Kru televisi Korea (MBC) yang mengikutinya mencatat bahwa tidak ada apa2 di situ, hanya sebuah padang rumput yang terawat baik. Mahasiswa2 bersepeda berlalu lalang dengan cepat, tidak mempedulikan kamera ataupun seorang laki2 kurus 30 tahun berambut hitam yang mereka rekam. Di Seoul, sangat sulit bagi Lee untuk keluar ke jalan tanpa dikerumuni. Bagi warga Korea, dia dikenal sebagai Tablo, seorang rapper yang menduduki chart teratas, yang juga menikahi salah satu bintang film terkemuka Korea. Hingga saat ini, dia menjadi salah satu selebritis terbesar Korea. Sekarang karirnya tengah berantakan, dia berpisah dengan label rekamannya (Woolim Ent.), dan keluarganya menerima ancaman2 kematian.
Alasannya? Ratusan ribu warga Korea menolak untuk percaya bahwa Lee, ’02, MA ’02, adalah lulusan Stanford.
Kameramen dari kru televisi mendekatkan kamera ke Lee saat dia menatap rerumputan kosong itu. Mereka di sana untuk mendokumentasikan bagi TV nasional Korea, apakah benar Lee seorang pembohong.
Tidak ada lagi di sini,” kata Lee, menatap di titik dimana dulu dia tahu patung The Thinker itu berada. Dia mengusap wajahnya dan bertanya-tanya apa mungkin dia sudah gila.
Saat program tersebut ditayangkan 2 bulan kemudian di Korea, hal itu hanyalah moment pembuka.
Di tahun 2001, saat Lee berkata pada orangtuanya bahwa dia ingin menjadi seorang musisi hip-hop, mereka merasa ngeri. Mereka berpikir tentang profesi dokter atau pengacara, bukan rapper. Di Korea saat itu, hip-hop bukanlah genre populer. Panggung2 musik didominasi oleh para pemuda berpenampilan menarik yang membentuk grup dengan label2 rekaman. Mereka membawakan lagu2 manis -disebut K-Pop- dan berusaha untuk terdengar ngebeat dan gembira. Kritikus mengamati tidak ada ruang untuk seorang pria yang membuat sendiri musik dengan lirik kompleks, khususnya jika menyangkut isu2 seperti diskriminasi dan perang antarstatus sosial.
Lee membentuk sebuah band bersama dua musisi lain. Mereka menyebut diri mereka Epik High dan merilis album pertama -Map of The Human Soul- di tahun 2003. Musik mereka menular cepat dan Epik High merilis hingga 7 album selama 7 tahun – sebuah ledakan produktivitas yang mengejutkan. Lima dari album2 itu meraih no.1 di chart2 Korea dan mereka mencetak 6 single yang menjadi no.1. Seolah masih tidak cukup, Lee mempublikasikan sebuah kumpulan cerita2 pendek dalam dua bahasa, Inggris dan Korea di tahun 2008. Karya itu terjual 50.000 kopi di minggu pertama dan menjadi best seller di Korea.
Musik Lee memiliki suatu daya tarik global sehingga dia mulai menarik fans di luar Korea. Dia meluncurkan sebuah seri tur US dimulai di tahun 2006, bermain di Caesar Palace di Las Vegas dan Hollywood Bowl di Los Angeles. Di bulan Mei 2010, Epik High menjadi grup Korea Pertama yang meraih no.1 di chart penjualan hip-hop iTunes US, mengalahkan Jay-Z, Kayne West, dan Black Eyed Peas. Hip-hop Korea telah menembus pasar dunia.

Semuanya benar2 tampak seperti dongeng modern, disempurnakan dengan sebuah pasangan di dunia selebriti. Pada tahun 2009, Lee menikahi Kang Hye Jung, seorang aktris cantik dengan serangkaian film2 hits. Blog2 selebriti di Korea tanpa henti memberitakan kabar pernikahan mereka di bulan Oktober 2009 dan ratusan komentar menyatakan dukungan.
OMG!!!!!! CONGRATULATIONS!!!!!!!” salah seorang penggemar menulis dengan racauan.
OMGOMGOMGOMGOMGOMGOMG.
Cara untuk mematahkan hati seorang wanita,” tulis penggemar lain dengan sedih.
Di musim panas 2010, Korea dipusingkan oleh sebuah masalah pencorengan skandal2 ijazah palsu. Hal itu berawal di tahun 2007, saat seorang kepala kurator sebuah museum seni modern di Seoul diketahui memalsukan gelar Yale PhD. nya (meskipun Yale University sebelumnya mengkonfirmasi gelarnya, itu tidak banyak membantu). Dia dipenjara selama 18 bulan atas tuduhan pemalsuan, dan seluruh negara pun memburu pelaku2 kasus yang sama. Jaksa penuntut menginvestigasi sedikitnya 120 kasus pemalsuan ijazah, menjerat selebritis, politikus, bahkan seorang biksu.
Pasti masih ada banyak kasus di luar sana,” salah seorang penuntut mengatakan pada layanan berita Bloomberg di tahun 2007. “Kami hanya tidak bisa mengenali mereka.
Saat hal tersebut terjadi, Lee secara teratur muncul di acara2 TV Korea dan ditanya tentang akademiknya. Dia mengatakan bahwa dia tidak hanya lulus dari Stanford dalam waktu 3,5 tahun tapi juga menerima gelar Master sekaligus. Dia berkata bahwa dia telah menulis sebuah buku, Pieces of You, saat dia masih mahasiswa dan pernah menerima penghargaan penulisan kreatif untuk salah satu ceritanya dari pengarang dan profesor Stanford, Tobias Wolff, MA ’78.
Di bulan Mei 2010, suatu grup pengguna internet membuat sebuah forum online dengan judul “Kami Meminta Kebenaran dari Tablo” (We Request The Truth from Tablo) atau lebih dikenal dengan akronim Korea TaJinYo. Kelompok itu tidak menerima cerita Tablo. Mereka mulai menyebutnya sebagai “God-blo” karena hanya Tuhan yang mampu punya bakat sebanyak Lee. Anggota2 grup online tersebut berpartisipasi secara anonim dan menyerang Lee dari belakang dengan nama2 seperti Whatbecomes dan Spongebobo.
Bagi kebanyakan warga Korea, pertanyaan2 TaJinYo masuk akal. Sebagai contoh, biasanya perlu waktu 4 tahun untuk menyelesaikan gelar sarjana. Sebuah gelar master normalnya memerlukan waktu tambahan selama 2 tahun. Mahasiswa biasanya juga menulis sebuah tesis untuk memperoleh gelar master tapi Lee bilang dia tidak pernah menulis satupun.
Lee ragu2 memberikan respon. Semua hal tampak absurd baginya. Dia seorang musisi. Apa pentingnya dengan gelar?
Bagi para pemfitnahnya, itu sangat penting. “Apakah ada pengaruh bagusnya untuk rap? Tak ada,” kata Hyungjin Ahn, seorang kritikus vokal. “Tapi warga Korea masih berkata, ‘Wow, dia hebat. Jika kita mendengarkan rap nya, kita bisa merasakan sesuatu yang jenius dan suci.’ Ibu2 di Korea memujanya. Dia adalah seorang tokoh panutan untuk setiap anak di Korea saat itu.”
Situs2 gosip entertainment memberitakan keberadaan situs anti-Tablo dan anggotanya pun meluap hingga hampir 200.000, sebagian besar dari mereka melakukan penyelidikan sendiri terhadap masa lalu Lee. Tobias Wolff dan petugas pencatat registrasi di Stanford, Thomas Black, diserang email2 dari warga Korea yang mempertanyakan latar belakang pendidikan Lee. Black sendiri menerima 133 email untuk kasus itu. Setiap orang ingin tahu satu hal : Apakah Tablo berbohong?
Saat para pemfitnah online mulai mengkritik istrinya karena telah menikahi Lee, Lee pun menyadari sesuatu harus dia lakukan untuk melindungi nama baik keluarganya. Pada tanggal 11 Juni 2010, dia merilis transkripnya ke JoonAng Daily, sebuah surat kabar di Seoul.

Dalam minggu yang sama, Black menerbitkan surat resmi.
Daniel Seon Woong Lee masuk Universitas Stanford di perempat musim gugur tahun 1998-1999 dan lulus dengan sebuah gelar BA dan MA dalam bahasa Inggris pada tahun 2002. Berbagai sugesti, saran, ataupun sindiran2 kontra semuanya jelas salah. Daniel Seon Woong Lee adalah seorang alumni dengan riwayat bagus di Universitas Stanford.”

Seharusnya hal itu menjadi akhir dari fitnahan2 yang ada. Tapi sebaliknya, itu barulah awal.


Leave a Reply